JAKARTA, A1 MEDIA – Di tengah pusaran dinamika nasional tahun 2025, ketika berbagai tantangan ekonomi dan sosial bergelombang, sebuah inisiatif strategis lahir dari rahim Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Bukan sekadar respons, melainkan sebuah manifestasi komitmen yang mendalam: pendirian 80 Posko “Jaga Aspirasi Jaga Indonesia” di berbagai penjuru nusantara. Langkah monumental ini bukan tanpa dasar, melainkan buah dari pertemuan vital antara pimpinan GP Ansor dengan Presiden Prabowo Subianto pada Senin, 1 September 2025.
Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, H. Addin Jauharudin, dengan lugas menyatakan bahwa posko-posko ini adalah perwujudan nyata dari arahan Presiden. “Beliau sangat terbuka dengan aspirasi yang disampaikan masyarakat sekaligus melakukan langkah-langkah responsif strategis,” ujar Addin di Jakarta, Sabtu (6/9/2025). Posko-posko ini didesain sebagai simpul vital, menjembatani harapan dan keluh kesah rakyat langsung ke meja kebijakan, sekaligus berfungsi sebagai perisai penjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI. Mereka menjadi telinga yang mendengar, dan suara yang menyalurkan.
Namun, semangat di balik pendirian posko ini jauh melampaui sekadar penyaluran aspirasi. Addin menegaskan bahwa ini juga merupakan respons tegas terhadap gelombang demonstrasi yang kerap ditunggangi oknum-oknum tak bertanggung jawab. Aksi-aksi yang seharusnya menjadi wadah penyampaian suara, justru bergeser menjadi ajang anarkisme, penjarahan, dan perusakan yang menggerus harmoni berbangsa dan bernegara. “Kami mendukung aspirasi masyarakat. Kami juga ikut mengawal dan menyampaikannya dengan baik. Tapi bagi provokator yang ingin menghasut, memecah belah, kami tidak akan diam. Tidak ada ruang bagi provokator,” tegas Addin, memancarkan ketegasan yang tak terbantahkan.
Melihat kondisi rakyat yang tengah berjuang menghadapi kesulitan, khususnya di sektor ekonomi, Addin menyerukan persatuan. Ia mengingatkan bahwa krisis bukanlah saatnya untuk saling menyalahkan atau merusak, melainkan momentum untuk menunjukkan jati diri bangsa yang besar. “Mari kita tunjukkan bahwa kita adalah anak bangsa yang bisa keluar dari beragam persoalan dengan gotong royong, saling bahu membahu. Tolong sekali jangan rusak fasilitas umum, jaga aset ekonomi. Karena itu untuk kita,” imbuhnya, menegaskan kembali nilai-nilai luhur Pancasila yang harus menjadi panduan.
Seruan Addin tidak hanya ditujukan kepada masyarakat umum, tetapi juga menyentuh para elit dan pejabat publik. Ia menitipkan pesan agar mereka senantiasa berhati-hati dalam setiap kebijakan dan narasi yang diucapkan. Sikap nirempati, arogan, atau ketidakpekaan terhadap kondisi rakyat adalah racun yang dapat merusak kepercayaan dan memicu ketegangan. Kepemimpinan haruslah berlandaskan empati dan pelayanan.
Pendirian 80 Posko Jaga Aspirasi Jaga Indonesia ini dikoordinasikan secara matang melalui Satuan Koordinasi Nasional (Satkornas) Banser, di bawah komando tertinggi H. Addin Jauharudin. Ini bukan sekadar gerakan simbolis, melainkan pengerahan kekuatan terorganisir yang siap sedia menjaga denyut nadi aspirasi rakyat, sekaligus menjadi benteng moral dan fisik terhadap upaya-upaya destruktif.
Di tengah ketidakpastian, posko-posko ini berdiri sebagai mercusuar harapan. Mereka adalah janji Gerakan Pemuda Ansor untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga Indonesia; bukan hanya dari ancaman fisik, tetapi juga dari ancaman perpecahan, apati, dan rusaknya tatanan sosial. Melalui “Jaga Aspirasi Jaga Indonesia,” GP Ansor berharap dapat merajut kembali tenun kebangsaan yang mungkin sempat terkoyak, memastikan setiap suara didengar, dan setiap langkah diambil demi kemajuan dan keutuhan Republik ini.











