MAKASSAR, A1 MEDIA – Dinamika pemilihan Rektor Universitas Indonesia Timur (UIT) periode 2025 semakin memanas. Di antara sejumlah figur akademisi yang bertarung memperebutkan kursi kepemimpinan tertinggi, satu nama terus menguat dan menjadi buah bibir di kalangan mahasiswa dan alumni: Dr. Patawari, S.HI., MH, Kepala Program Studi Magister Hukum UIT.,Kamis (30/10/2025).
Momen pemilihan Rektor UIT kali ini dianggap sebagai titik krusial penentuan arah institusi. Namun, yang menjadikan Dr. Patawari begitu menonjol adalah profilnya yang multi-dimensi. Ia tidak hanya dilihat sebagai seorang akademisi yang mumpuni, tetapi juga sebagai simbol harapan baru—sebuah kombinasi langka antara kepemimpinan praktis dan visi intelektual.
Simbol Harapan Baru: Akademisi dan Praktisi Ulung
Dr. Patawari, yang saat ini menjabat sebagai Kaprodi Magister Hukum, dinilai sebagai calon terkuat berdasarkan rekam jejaknya yang solid, baik di lingkungan kampus maupun di luar. Para alumni dan mahasiswa menegaskan bahwa beliau “bukan orang sembarangan.”
Kekuatan utama Dr. Patawari terletak pada dualitas perannya. Sebagai seorang akademisi, ia memahami betul seluk-beluk Tri Dharma Perguruan Tinggi. Namun, latar belakangnya sebagai praktisi hukum dan pengacara yang berpengalaman memberinya keunggulan strategis yang tidak dimiliki calon lain. Keahlian di meja hijau telah membekalinya dengan retorika luar biasa, kemampuan negosiasi yang tajam, serta integritas yang teruji dalam menghadapi tantangan yang kompleks.
Dalam konteks kepemimpinan universitas, kemampuan retorika dan latar belakang hebat ini diyakini akan menjadi modal penting dalam menjalin kerjasama dengan pemangku kepentingan eksternal, termasuk pemerintah, industri, dan mitra internasional.
Visioner dan Rendah Hati: Suara Alumni Menguat
Dukungan nyata datang dari berbagai kalangan, termasuk para alumni yang melihat Dr. Patawari sebagai figur transformatif yang dibutuhkan UIT.
Riyan Restu Hidayat, S.Sos., M.H, salah seorang alumni UIT yang berpengaruh, menyampaikan keyakinan penuhnya. “Beliau adalah harapan kami. Dr. Patawari dikenal sebagai sosok yang rendah hati namun sangat visioner bagi semua kalangan. Kami butuh pemimpin yang tidak hanya cerdas secara akademis, tapi juga punya kedekatan emosional dengan sivitas akademika,” ujar Riyan.
Riyan menambahkan bahwa pemilihan Rektor tahun ini harus fokus pada rekam jejak yang telah terbukti, bukan sekadar janji-janji politik kampus.
“Saya yakin beliau dapat membuat kemajuan signifikan bagi Universitas Indonesia Timur ke depannya. Kepemimpinannya tidak diragukan lagi, track record-nya luar biasa. Ini adalah momentum bersejarah. Saatnya Anak Hukum Memimpin,” tegas Riyan, menggarisbawahi kepercayaan bahwa disiplin ilmu hukum yang menuntut ketelitian, integritas, dan kemampuan analisis mendalam adalah landasan ideal untuk memimpin sebuah institusi pendidikan tinggi.
Menuju UIT yang Lebih Maju
Jika terpilih, Dr. Patawari diharapkan mampu membawa perubahan fundamental, khususnya dalam penguatan tata kelola, peningkatan kualitas riset, dan perluasan jaringan alumni. Visinya dianggap sejalan dengan kebutuhan UIT untuk bertransformasi menjadi universitas yang tidak hanya relevan di tingkat regional, tetapi juga kompetitif di kancah nasional.
Dukungan yang mengalir deras dari mahasiswa dan alumni menjadi penanda bahwa kehadiran Dr. Patawari dalam bursa Rektor UIT 2025 bukan sekadar partisipasi, melainkan sebuah gerakan kolektif yang mendambakan kepemimpinan yang berani, visioner, dan bersandar pada integritas sebuah praktisi hukum ulung. UIT menanti gebrakan dari sang Anak Hukum.











