MAKASSAR, A1 MEDIA – Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang ke-95, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kemanusa Makassar sukses menyelenggarakan Seminar Kebangsaan yang mendalam dan provokatif. Bertajuk “Dari Kata ke Makna: Filsafat Bahasa dan Akar Kebudayaan Nusantara,” kegiatan ini mengajak 40 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Kota Makassar untuk merenungkan kembali peran strategis bahasa sebagai penopang utama identitas dan peradaban bangsa.
Seminar akbar ini diselenggarakan di jantung pengembangan literasi kebahasaan di wilayah timur, yakni di Aula Sipakainge, Gedung Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar). Pemilihan momentum Sumpah Pemuda menjadi penekanan historis bahwa semangat persatuan sejatinya berakar pada komitmen tunggal terhadap Bahasa Indonesia.
Membentang Jembatan Identitas Melalui Kata
Seminar ini menghadirkan dua narasumber utama yang ahli di bidang linguistik dan kebudayaan, masing-masing mengupas dimensi bahasa dari perspektif yang berbeda namun saling melengkapi.
Sesi pertama diisi oleh Suryanto S.S, M.A., yang merupakan Ketua TiM kerja Pembinaan Bahasa dan Sastra Balai Bahasa Prov. Sulselbar. Dalam paparannya yang berjudul “Peran Bahasa sebagai Narasi dari Identitas Lokal Menuju Kesadaran Global,” Suryanto menyoroti bagaimana bahasa lokal dan Bahasa Indonesia berfungsi sebagai kanvas pembentuk karakter budaya.
“Bahasa adalah matriks tempat identitas kita dianyam. Ia tidak hanya menjadi alat komunikasi sehari-hari, tetapi merupakan medium penting untuk memelihara kearifan lokal. Dan ironisnya, hanya dengan memahami kedalaman bahasa lokal kita, kita baru bisa menjembatani pemahaman menuju kancah lintas bangsa dan meraih kesadaran global,” tegas Suryanto.
Bahasa sebagai Pilar Peradaban Pancasila
Sementara itu, narasumber kedua, Nurlaela Jum S.Pd, M.Pd., selaku Direktur Sekolah Bahasa Bolasugi, fokus pada dimensi ideologis dan kebangsaan bahasa. Melalui subtema “Bahasa sebagai Pilar Peradaban Pancasila dalam Membangun Spirit Nasionalisme,” beliau menekankan bahwa Bahasa Indonesia jauh melampaui fungsi strukturalnya.
“Bahasa Indonesia adalah sumbu peradaban kita. Ia bukan sekadar hasil kesepakatan 1928, tetapi simbol persatuan dan nilai-nilai luhur yang secara intrinsik menopang ideologi Pancasila. Menjaga bahasa adalah sama dengan menjaga semangat nasionalisme dan keutuhan fondasi bangsa,” ujar Nurlaela Jum, mengingatkan peserta tentang tanggung jawab moral kolektif.
Sinergi Akademis dan Birokrasi: Komitmen Menjaga Budaya
Kegiatan ini tidak lepas dari dukungan penuh Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan dan Barat, lembaga di bawah naungan Kemendikbudristek, yang menunjukkan komitmen nyata dalam mengembangkan literasi kebahasaan dan memperkuat kesadaran kebudayaan di kalangan generasi muda.
Dalam sambutannya mewakili Balai Bahasa Prov. Sulselbar, Suharyanto menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif DPC Kemanusa Makassar.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini karena mampu menghadirkan ruang dialog yang kritis dan bermakna bagi mahasiswa dan generasi muda untuk memahami peran bahasa dalam membentuk kebudayaan dan kebangsaan. Harapannya, kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut agar semangat literasi dan nasionalisme semakin mengakar di kalangan akademisi dan masyarakat luas,” ucapnya.
Senada dengan dukungan tersebut, Ketua Umum DPC Kemanusa Makassar menyampaikan rasa terima kasih dan komitmen untuk terus bersinergi. Ia melihat seminar ini sebagai langkah strategis dalam menginternalisasi nilai kebangsaan melalui pendekatan filsafat bahasa yang kuat.
“Kegiatan ini menjadi langkah nyata bagi Kemanusa Makassar dalam menginternalisasi nilai kebangsaan melalui pendekatan filsafat bahasa. Kami berharap, kerja sama dengan Balai Bahasa dapat terus konsisten agar semangat nasionalisme dan kebudayaan Nusantara tetap hidup di tengah arus globalisasi,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa peran mahasiswa dan pemerintahan dalam menjaga spirit Pancasila harus terus diperkuat, dan kegiatan edukatif literasi serta kebudayaan adalah kunci untuk menopang tercapainya cita-cita ideologi bangsa.
Melalui Seminar Kebangsaan “Dari Kata ke Makna” ini, Kemanusa Makassar berharap para peserta tidak hanya pulang membawa catatan teoritis, tetapi menumbuhkan kesadaran baru mengenai pentingnya bahasa sebagai identitas, kebanggaan, dan pilar utama dalam menjaga keutuhan serta harkat martabat bangsa.










